gairah sex di bulan ramadhan


Mengelola Gairah di Bulan Berkah

Tidak cuma menahan lapar dan dahaga, bulan puasa juga mengharuskan para umatnya menahan hawa nafsu, termasuk nafsu hubungan seks. Memang, sebuah penelitian menunjukkan jika frekuensi berintim-intim di bulan suci Ramadhan berkurang sampai 40 persen. Tapi bukan berarti masalah seks harus berhenti kan?

Menurut Pakar Seks and Drugs dr. Bona Simanungkalit, DHSM, M.Kes, selama Anda bisa membagi waktu, maka kemesraan tetap dapat dijaga baik tanpa menodai ibadah puasa. “Perlu saya akui, setiap Ramadhan datang, masalah waktu melakukan hubungan seks selalu jadi pertanyaan. Sebenarnya kan tidak ada yang berubah, hanya tidak bisa dilakukan di siang hari,” ujar Bona kepada Jurnal Bogor.
Dengan kata lain, waktu yang ideal untuk melakukan hubungan seks adalah sesudah salat tarawih. Alasannya, karena jangka waktu setelah makan sudah agak lama, sehingga makanan di dalam perut juga mulai stabil. “Setelah itu, tubuh Anda benar-benar dalam keadaan fit sebab energi di tubuh sudah kembali dengan makanan yang dikonsumsi,” jelas Bona, Selasa (9/8) kemarin.
Namun perlu diingat, jangan sekali-kali melakukan seks ketika berbuka puasa atau dengan perut baru terisi. Kenapa demikian? Ini dikarenakan saat perut penuh makanan, zat-zat yang terserap akan tersentralisasi di pembuluh darah. Sementara penis dan vagina merupakan anggota tubuh yang penuh pembuluh darah. “Kalau bisa tunda satu sampai dua jam agar seks dilakukan lebih nyaman,” terangnya.
Bila Anda merasa takut tak cukup waktu melakukannya, coba saja menjalani seks kilat di waktu sahur. “Yang penting, pintar-pintarlah mencari waktu untuk melepaskan hasrat. Setelah berbuka hingga tarawih, Anda masih punya beberapa jam sebelum masuk sahur. Manfaatkan waktu ini untuk bermesraan dengan pasangan,” saran Bona.
Selain soal waktu, tak ada aturan khusus melakukan hubungan seks di bulan puasa. Begitu juga mengenai aturan harus berapa banyak melakukannya setiap minggu. Semua itu dikembalikan lagi kepada pasangan masing-masing. “Mau melakukan seminggu sekali silakan. Mau dilakukan setiap hari juga sah-sah saja. Yang pasti tidak ada paksaan dari salah satu pihak,” tutur bapak dua anak itu.
Akan tetapi, agar gairah seks di bulan suci tetap bisa dipertahankan, stamina yang baik sangat diperlukan. Caranya, dengan mengonsumsi makanan mengandung cukup protein dan karbohidrat. “Intinya, konsumsi makanan bergizi seimbang. Jangan lupa juga rutin berolahraga. Pokoknya, jadwalkan dengan baik, gunakan waktu singkat. Yang terpenting, kualitasnya,” kata Bona.
Nah, bila takut esok paginya energi berkurang karena melakukan hubungan seks, Bona menyarankan untuk berhubungan yang tidak menguras energi dengan memakai teknik-teknik tertentu. Walau sebenarnya, hubungan seks tidak akan sampai mengganggu kondisi badan saat pagi hari. “Kan kita masih punya cadangan energi yang diperoleh dari makan sahur. Jadi tak perlu khawatir,” ujarnya.
Sumber : suara harian jurnal bogor