ruam kulit pada bayi pasti alergi

Ruam kulit pasti alergi

TANYA Dok, saat usia 3 bulan anak saya mengalami gangguan pada kulit nya berupa bintik-bintik merah dan merata pada tubuhnya. Saya bawa ke salah satu RS di depok, dokter tersebut mengatakan anak saya mengalami alergi susu. Memang sejak lahir bayi saya sudah di beri susu formula karena saat ia lahir tidak diperbolehkan minum ASI karena saya mengalami pendarahan.   Sejak itu ia minum sufor tetapi saya tetap memberinya ASI meski frekuensinya sedikit. Yang saya mau tanyakan apakah benar dengan melihat kulit anak saya bintik merah dokter sudah bisa memastikan anak saya ada alergi susu? Kalaupun iya sampai kapan anak saya bisa minum susu yang tidak mengandung HA? Untuk makanannya, apa saya yang harus di asup oleh bayi yang mengalami alrergi susu? terima kasih dokter untuk waktunya. Umi (26), Depok
JAWAB : Sebenarnya perdarahan yang terjadi pada ibu bukan merupakan hambatan untuk memberikan si kecil ASI. Mengenai alergi protein susu sapi memang dapat dipikirkan apabila bayi yang mendapat sufor mengalami kondisi-kondisi seperti nafas/batuk yang produktif/grok-grok tanpa penyebab yang jelas seperti infeksi virus/radang tenggorokan, BAB berdarah/mencret, atau kemerahan di kulit tubuh. Terlebih jika kedua/salah satu orangtua mempunyai bakat alerg

Pencegahannya sebenarnya paling baik adalah kembali mendapat ASi, namun bila tidak memungkinkan maka hindari sebisa mungkin mengkonsumsi sufor yang berasal dari susu sapi dan produk turunannya seperti keju, dan sebagainya. Sebagai pengganti dapat diberikan sufor yang terbuat dari kedelai (untuk bayi berusia 6 bulan keatas) atau sufor yang terhidrolisasi (hydrolisate formula)
Sumber :suara harian kompas



Kram Kaki, Nyeri Penganggu Tidur




Kram pada kaki yang biasanya datang di malam hari, bukan hanya menimbulkan nyeri tapi juga pengganggu tidur. International Classification of Sleep Disorder juga menyatakan kram pada kaki sebagai salah satu gangguan tidur yang sering dialami.
Menurut Lisa Shives, ahli gangguan tidur, kram pada kaki terjadi karena kontraksi otot yang intens, mendadak dan di luar kontrol. Biasanya kontraksi ini terjadi pada otot betis atau otot kecil di telapak kaki.
kuensi dan prevalensi kram otot akan meningkat seiring dengan pertambahan usia," kata Shives.
Penelitian menunjukkan sepertiga orang berusia di atas 60 tahun menderita kram kaki saat tidur dan 

kondisi itu membuat mereka lebih sering terbangun di malam hari.
Beberapa gangguan kesehatan juga bisa meningkatkan kejadian kram kaki, misalnya diabetes, penyakit vaskular periferal serta gangguan saraf muskular. Obat-obatan seperti kontrasepsi oral juga bisa memicu kram kaki.
Kondisi lain yang menyebabkan kram adalah kehamilan. Beberapa penelitian juga menemukan kram pada kaki sering dialami orang yang dehidrasi atau gangguan keseimbangan elektrolit. Meski kegiatan olahraga yang keras bisa meningkatkan risiko kram namun cukup banyak orang yang 

mengalami kram meski di siang hari tidak berolahraga.
Bila kejadian kram jarang terjadi, biasanya orang tidak menganggapnya serius. Namun menurut Shives cukup banyak orang yang menderita kram kaki setiap malam, bahkan beberapa kali dalam semalam. Jika sudah begini orang tersebut akan menderita gangguan tidur kronik.
Sensasi nyeri akibat kram biasanya menghilang dengan peregangan pada otot-otot yang mengalami kram.
Kram kaki sering disalahartikan sebagai restless leg syndrome (sindrom kaki tidak mau istirahat). Padahal menurut Shives keduanya berbeda meski seorang pasien bisa mengalami keduanya.
"Restless leg syndrome tidak terjadi mendadak. Biasanya juga rasa nyeri dan perasaan tidak nyaman pada kaki akan tetap dirasakan hingga dua jam. Rasa tidak nyaman itu juga akan menghilang beberapa menit ketika penderita berjalan atau menggosok kaki mereka," katanya.
Bila kram pada kaki sering terjadi dan intens, disarankan untuk berkonsultasi pada dokter untuk mengetahui ada tidaknya penyebab lain seperti gangguan saraf atau kekurangan kalsium.
Sumber suara harian kompas

9 Kiat Hadapi Asam Urat



Penyakit asam urat adalah penyakit yang menyerang sendi dan tendon akibat timbunan kristal urat. Timbunan kristal urat tersebut disebabkan deposit asam urat yang lama-kelamaan membentuk kristal pada sendi atau tendon yang terkena sehingga mengakibatkan peradangan.
Asam urat memiliki tanda-tanda mirip artritis, yakni nyeri sendi, terutama di jempol kaki, yang kemudian merambat ke persendian kaki. Umumnya orang yang berusia 35 tahun ke atas rawan terkena penyakit ini.

Kendati bisa dikendalikan dengan obat, sebenarnya penderita asam urat wajib melakukan diet ketat terhadap makanan pencetus purin. Ada beberapa cara agar Anda dapat terhindar dari risiko terkenagout dan mengalami lonjakan kadar asam urat. Berikut beberapa di antaranya:

1. Menerapkan pola makan sehat seimbangdengan memilih karbohidrat kompleks (buah, sayuran, beras merah), protein tanpa lemak (tahu), dan lemak esensial yang sehat.

2. Kenali makanan rendah purin. Pisang, seleda, peterseli, kol merah, kubis, paprika mesh, dan buah asam termasuk makanan yang baik untuk pasien gout. Sayuran seperti bayam, asparagus, jamur, kacang polong, dan kembang kol mengandung purin dalam kadar sedang sehingga tidak terlalu memengaruhi kadar asam urat dalam darah.

3. Konsumsi makanan yang memiliki zat penurun asam urat dan mengurangi peradangan, seperti buah beri (bluberi, stroberi), tahu, dan minyak zaitun. Bawang putih sering disebut herbal ajaib karena dapat membantu menangani berbagai penyakit dan bermanfaat dalam banyak fungsi tubuh. Mengonsumsi 3-5 siung bawang putih sehari dapat membantu mengatasi gout dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Sementara peterseli juga bersifat diuretik (peluruh kencing) sehingga dapat membantu menggelontor asam urat dari tubuh. Sayuran ini bisa dikonsumsi segar atau diseduh seperti teh.
4. Minum teh dan kopi. Menurut penelitian dari Boston University dan Harvard Medical School, minum 2-4 cangkir teh dapat menurunkan risiko gout pada perempuan sekitar 22 persen. Sementara minum empat cangkir kopi per hari, menurut penelitian serupa, seperti dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition edisi Agustus 2010, dapat memangkas risiko terbentuknya asam urat sebanyak 50 persen lebih.
5. Manfaatkan herbal alami. Sambiloto (Andrographis paniculata nees) bersifat diuretik dan antiinflamasi (anti-peradangan) sehingga dapat membantu mengatasi radang sendi pada gout. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) mengandung zat germakron yang bersifat antiinflamasi juga. Lada hitam (Pipernigrum) dapat meningkatkan urinasi dan bersifat antiinflamasi. Daun tempuyung (Sonchus arvensis)  memiliki senyawa flavonoid yang bersifat antioksidan yang dapat menghambat kerja enzim kesatin oksidase dan reaksi superoksida sehingga pembentukan asam urat bisa dihambat atau dikurangi.
6.  Banyak minum air putih. Minum delapan gelas sehari atau ditambah jus buah segar (tomat, jeruk, nanas, dan lain-lain).
7. Olahraga teratur. Berlatihah 4-5 kali seminggu selama 30-45 menit setiap latihan. Bisa memilih latihan yang gampang, seperti jalan kaki atau joging.
8. Kurangi berat badan jika berlebihan.
9. Hindari makanan tinggi purin, seperti ikan teri jengki, sarden, ikan hering, ragi jeroan (ginjal, hati, paru, babat, iso), kacang goreng, ekstrak daging, dan lain-lain, juga bir dan minuman beralkohol.

Sumber : suara harian kompas